:hambaterpilih,pelitaditengahpadangpasir,
:yangterlahirdiwarsagajah,
:ternaungilahberjutaanugerahbaginya
:Muhammad S.A.W
salahkah aku mencintamu
yang hadirkan damai di kering batinku
salahkah aku merindumu
yang warnai hari ku dengan asa baru
salahkah aku mendambamu
yang jadi pelita setiap titian langkahku
salahkah aku mengasihimu
yang bentangkan keindahan di samudera ku
salahkah aku menantimu
yang sisihkan amarah lama mewujud
salahkah aku memimpikanmu
yang cairkan gumpalan kegundahan nan membeku
janganlah kau minta ku pendam lagi seonggok hitam di nuraniku
janganlah kau harap ku tutup pintu jendela hidayah di gelap ku
kumau dirimu untukku
walau hanya sekedar di mimpiku
jakarta empat kedua di duaributiga
Selasa, 04 Februari 2003
DI TEPI RELIGI
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
01.10.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Puisi Religi
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Senin, 03 Februari 2003
ARGH...
membuka peti persinggahan luka hati
kukenakan lagi jubah kesendirianku
sarungkan pedang keangkuhan di langkah sepi
sembunyikan kepedihan dibalik topeng kegundahan
kan ku tatap gelanggang masa kembali
tanpa asa
saat malam mengungkung sang rembulan
dibalik tirai kegelapan sunyi
selimuti diriku keindahan amarah
baringkan jasadku di dinginnya keabadian
datanglah lelap walau tak kupejam mata
kucampak cinta
kubenam rindu
kumaki harapan
kupeluk kesia-siaan
kugenggam bara hampa
kureguk pedih
kuhirup sepi
kuarung semu
indah tanpa apa-apa
mempesona keabadian
di sepi ku sendiri bukan milikmu
jakarta, tiga kedua di duaributiga, 10.15
Bayu Adhiwarsono ©
kukenakan lagi jubah kesendirianku
sarungkan pedang keangkuhan di langkah sepi
sembunyikan kepedihan dibalik topeng kegundahan
kan ku tatap gelanggang masa kembali
tanpa asa
saat malam mengungkung sang rembulan
dibalik tirai kegelapan sunyi
selimuti diriku keindahan amarah
baringkan jasadku di dinginnya keabadian
datanglah lelap walau tak kupejam mata
kucampak cinta
kubenam rindu
kumaki harapan
kupeluk kesia-siaan
kugenggam bara hampa
kureguk pedih
kuhirup sepi
kuarung semu
indah tanpa apa-apa
mempesona keabadian
di sepi ku sendiri bukan milikmu
jakarta, tiga kedua di duaributiga, 10.15
Bayu Adhiwarsono ©
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
10.15.00
Tidak ada komentar:
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Sabtu, 01 Februari 2003
CUIH !
kumaki lagi rasa ini
yang tak malu cintakan kau
kuhardik nyaring mimpiku ini
yang berani rindukan kau
dan ku pun terdiam saat sepi menyelinap di tengkuk ku
damai
tundukkan kepalamu wahai aku yang mendamba
jangan, jangan berharap hari ini mentari kan mengaum
jangan, jangan bermimpi hari ini burung kan mengerang
jangan, jangan punya bentakan asa lagi
apa guna cita yang kugantung di lambaian jemari rembulan
bila harapan terkubur nurani bayangku sendiri
berenang saja di lautan sepi wahai aku tak menahu diri
reguk kesemuan yang puaskan dahaga ku
tenggelam di pantai tepi malam
jakarta, satu kedua di duaributiga, 04.25
Bayu Adhiwarsono ©
yang tak malu cintakan kau
kuhardik nyaring mimpiku ini
yang berani rindukan kau
dan ku pun terdiam saat sepi menyelinap di tengkuk ku
damai
tundukkan kepalamu wahai aku yang mendamba
jangan, jangan berharap hari ini mentari kan mengaum
jangan, jangan bermimpi hari ini burung kan mengerang
jangan, jangan punya bentakan asa lagi
apa guna cita yang kugantung di lambaian jemari rembulan
bila harapan terkubur nurani bayangku sendiri
berenang saja di lautan sepi wahai aku tak menahu diri
reguk kesemuan yang puaskan dahaga ku
tenggelam di pantai tepi malam
jakarta, satu kedua di duaributiga, 04.25
Bayu Adhiwarsono ©
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
04.25.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Puisi Cinta
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
HINA RASA INI
kumaki lagi rasa ini
yang tak malu cintakan kau
kuhardik nyaring mimpiku ini
yang berani rindukan kau
dan ku pun terdiam saat sepi menyelinap di tengkuk ku
damai
tundukkan kepalamu wahai aku yang mendamba
jangan, jangan berharap hari ini mentari kan mengaum
jangan, jangan bermimpi hari ini burung kan mengerang
jangan, jangan punya bentakan asa lagi
apa guna cita yang kugantung di lambaian jemari rembulan
bila harapan terkubur nurani bayangku sendiri
berenang saja di lautan sepi wahai aku tak menahu diri
reguk kesemuan yang puaskan dahaga ku
tenggelam di pantai tepi malam
jakarta, satu kedua di duaributiga, 04.25
Bayu Adhiwarsono ©
yang tak malu cintakan kau
kuhardik nyaring mimpiku ini
yang berani rindukan kau
dan ku pun terdiam saat sepi menyelinap di tengkuk ku
damai
tundukkan kepalamu wahai aku yang mendamba
jangan, jangan berharap hari ini mentari kan mengaum
jangan, jangan bermimpi hari ini burung kan mengerang
jangan, jangan punya bentakan asa lagi
apa guna cita yang kugantung di lambaian jemari rembulan
bila harapan terkubur nurani bayangku sendiri
berenang saja di lautan sepi wahai aku tak menahu diri
reguk kesemuan yang puaskan dahaga ku
tenggelam di pantai tepi malam
jakarta, satu kedua di duaributiga, 04.25
Bayu Adhiwarsono ©
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
04.25.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Puisi Cinta
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Langganan:
Postingan (Atom)