dua malaikat itu kini tertidur setelah hari yang panjang
melintasi jutaan langgar dan gereja
menjejaki langkah-langkah yang tak pernah terhitung
dari dan menuju kota lainnya
dari nafasnya kucium kelelahan sangat
sementara peluh perlahan menandakan kegelisahan,
membasahi tanpa permisi
dua malaikat itu lelap
membiarkanku menuliskan setiap kisah tentangnya
kata demi kata melawan kantuk
dalam sebuah ode kerinduan
bekasi, enambelas kedelapan di duaribusepuluh, 02.48
Bayu Adhiwarsono©
Tidak ada komentar:
Posting Komentar