kamu lucu,
mendambaku melukis biru di kanvasmu,
menangisiku yang enggan mencumbumu selarut ini,
menawarkanku belenggu di bawah telapak kakimu,
menggapai-gapai jemarimu menggerayangi gerahku,
dan semuanya kau teriakkan dengan nama cinta
kamu lucu,
meludahiku berjuta maki di sudut senyummu,
serapahmu kau biarkan menyelimuti lelapku,
dan aku masih ingat kenangan sasih lalu,
muntahan dari balik topengmu sisakan busuk di pangkuanku
jakarta, delapanbelas ketujuh di duaributiga, 11.31
Bayu Adhiwarsono ©