sekian lama kata-kata hilang dari ujung jemarikudan kala ku kembali disini
aku hampir lupa bagaimana
nikmatnya memaki
lepasnya menangis
leganya meronta
ku tak ingin semua yang dulu pernah singgah
tak pernah kembalitapi salahkah
bila kini aku memilih tertawa bersama rembulanku saja
bila kini aku memilih berkata-kata dengan pelitaku saja
bila kini aku memilih menghitung waktuku tidak tanpa mereka
jangan lalu kau bilang aku tak seindah dulu lagi
atau tak sepuitis dulu lagi demi pelita dan rembulan yang kini temani ku menjejak bumi
jakarta, duapuluhsatu kedelapan di duaribulima, 23.01
Minggu, 21 Agustus 2005
SUDAH LAMA
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
23.01.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Puisi Aja
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Selasa, 08 Februari 2005
WAKTU KAU TAK ADA
:Alsi Nurkhalisah, kaladirimujauhduhaiistrikuterkasih
semuanya seperti bergerak dan terjadi begitu cepat,
sementara aku sendiri merasa berjalan mundur,
hingga tak ada satu hal pun
yang menjadi seetidaknya sedikit masuk akal
padahal hampir tak ada yang baru beberapa hari belakangan ini
masih seperti kemarin,
kalau kata sebuah lagulaparku, marahku, tangisku,
kenyangku, senyumku, tawaku,
dan diantaranya, gundahku, gelisahku
kecuali dirimuya...
hadirmu yang saat ini tak ada
seperti percikan api yang terjatuh di lautan jerami kering
membakar dan menghulangkan semuanya,
semua rasaku
tapi jika kubilang rasa,
kupikir tak juga sepenuhnya benar,
karena masih ada yang tersisa,
bahkan mungkin semuanya kecuali wujud dirimu
jakarta, delapan kedua di duaribulima, 06.30
semuanya seperti bergerak dan terjadi begitu cepat,
sementara aku sendiri merasa berjalan mundur,
hingga tak ada satu hal pun
yang menjadi seetidaknya sedikit masuk akal
padahal hampir tak ada yang baru beberapa hari belakangan ini
masih seperti kemarin,
kalau kata sebuah lagulaparku, marahku, tangisku,
kenyangku, senyumku, tawaku,
dan diantaranya, gundahku, gelisahku
kecuali dirimuya...
hadirmu yang saat ini tak ada
seperti percikan api yang terjatuh di lautan jerami kering
membakar dan menghulangkan semuanya,
semua rasaku
tapi jika kubilang rasa,
kupikir tak juga sepenuhnya benar,
karena masih ada yang tersisa,
bahkan mungkin semuanya kecuali wujud dirimu
jakarta, delapan kedua di duaribulima, 06.30
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
06.30.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Puisi Cinta
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Langganan:
Postingan (Atom)