kuselimuti Kau di rabaku
dalam sela sendawa petang ini
tak bersuara hingga kelokan jalan
nanti
namun ijinkan ku sekali saja
menelanjangiMu di tepi kerlingku
kala waktu tak lagi mampu jadi arti
usai jemariku menyelinap di piyamaMu
nanti
tetirah saja di penghujung
penciumanku
sesaat
karena seperti yang kubilang
kuingin menelanjangiMu
sekali saja
jakarta, duapuluhsembilan kedua di duaribuempat, 18.50