yang kemarin masih mengejarku tak henti
hingga separuh bayangku sendiri
mengukir bekas jejakku semakin dalam
menjadi tempat tetirahku di akhir
nanti
lenganmu, lenganmu menggapaiku penuh rindu
sambil menyanyikan sisa kecupan semalam
yang tak ingin kukenang
sungguh
biar bara itu membiru di bukumu
sebagai tanda hela nafas baru kita
terpanggang duri rindu di pangkuanmu
sebagai mawar yang tak lagi merah
memburat beku kan tatap
sebagai nurani terpenjara ujung jemari
milik kami kita mereka
yang dulu aku kau
dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar