aku tahu,
bukan dosaku kelu mencintai ujung kecapku
apalagi atas nama angan pernik hiasi kata
dan kala kulemparkan tunjuk padamu,
bukan karena aku tak punya lagi arti
kamu tahu,
ingin kubentang samudera puisi di tetirahmu
jadi alas lelap temani gelap
dan saat kucurahkan maki di ufukmu,
tak jua untuk muntahkan penat
lalu mengapa jemariku membeku tatapku nanar ?
duhai jiwa yang merona
di tengah kebisuan warna
jakarta, duapuluhtiga kesepuluh di duaributiga, 03.48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar