basah hujanku siang ini lagi
sedikit memang tergenang
walau terkadang banjir
tapi lelaki yang kemarin
kutemui di sebuah persimpangan
punya cerita berbeda
gabahnya justru hangus
bukan lembab dan tersapu
banjir
hitam legam nyaris terbuang
bersama mimpi
membayar pinjaman tengkulak
hangus dan nyaris terbuang
oleh puluhan lentera penjaga mimpi yang berbalik
menghujam
jakarta, duapuluhlima kesebelas di duaribusembilan, 14.25
ditulis oleh Bayu Adhiwarsono, atau
di publish di Blog ini dengan seijin penulis aslinya
Rabu, 25 November 2009
BASAH TENGKULAK
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
14.26.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Gerundelan,
Puisi Aja
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Sabtu, 21 November 2009
MAKNAI SESUKA JEMARIMU
:Muhammad Hideyoshi 'Abdul 'Aziz Adhiwarsono
entah berapa tak terhitungnya huruf yang
kuukir dengan pena atau
kuketuk di barisan papankunci
membentuk kata berarti atau tidak
melantun sesekali bermakna dan lebih sering tanpanya
entah berapa tak terhitungnya angan yang
coba kutumpahkan diantara sadar dan lelap
dalam jeda penuh linglung
walau akhirnya tak pernah berujung puas
sementara jemari mungilmu
menari tanpa beban
melangkah tanpa pikir
huruf demi huruf tanpa kata
nyaris tak peduli ke kanan atau kiri dia berpihak
membaris tak berarti tapi penuh makna yang
kau ciptakan sendiri dan
aku tenggelam menikmati lantunannya
teruslah,
biar anganmu bebas seperti kau mau
ciptakan kata mu sendiri
ukir arti dan makna mu saja
untukk ku
tenggelam
jakarta, duapuluhsatu kesebelas di duaribusembilan
* kelak, biar dunia tahu betapa keajaiban mampu kau ciptakan dengan jemarimu, nak !
ditulis oleh Bayu Adhiwarsono, atau
di publish di Blog ini dengan seijin penulis aslinya
entah berapa tak terhitungnya huruf yang
kuukir dengan pena atau
kuketuk di barisan papankunci
membentuk kata berarti atau tidak
melantun sesekali bermakna dan lebih sering tanpanya
entah berapa tak terhitungnya angan yang
coba kutumpahkan diantara sadar dan lelap
dalam jeda penuh linglung
walau akhirnya tak pernah berujung puas
sementara jemari mungilmu
menari tanpa beban
melangkah tanpa pikir
huruf demi huruf tanpa kata
nyaris tak peduli ke kanan atau kiri dia berpihak
membaris tak berarti tapi penuh makna yang
kau ciptakan sendiri dan
aku tenggelam menikmati lantunannya
teruslah,
biar anganmu bebas seperti kau mau
ciptakan kata mu sendiri
ukir arti dan makna mu saja
untukk ku
tenggelam
jakarta, duapuluhsatu kesebelas di duaribusembilan
* kelak, biar dunia tahu betapa keajaiban mampu kau ciptakan dengan jemarimu, nak !
ditulis oleh Bayu Adhiwarsono, atau
di publish di Blog ini dengan seijin penulis aslinya
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
09.20.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
My Angels
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Selasa, 03 November 2009
MATI LAMPU
gelap...
baru kali ini aku tak merindu dengus nafasmu di balik rembulan
tak ada lagi seteguk kopi yang kusisakan untukmu malam ini
dan cerita jelang lelap yang biasa kunyanyikan untukmu
kini rasanya lebih baik kusimpan rapat-rapat
di saku celanaku
gelap...
jejak lelah dua hari lalu masih membiru di mimpiku
menyiksa. merampas semua ruang yang sejatinya
kusimpan bagi secuil rinduku padamu
kuharap kau maklum mengapa
aku memilih tak merindumu
gelap...
janganlah terlalu lama kau menyepi di persimpangan
itu. tak tahuah kau aku tengah
menanti. sesuatu yang hilang dari
dekapku malam lalu
jakarta, tiga kesebelas di duaribusembilan, 00.50
ditulis oleh Bayu Adhiwarsono,
atau di publish di Blog ini dengan seijin penulis aslinya
baru kali ini aku tak merindu dengus nafasmu di balik rembulan
tak ada lagi seteguk kopi yang kusisakan untukmu malam ini
dan cerita jelang lelap yang biasa kunyanyikan untukmu
kini rasanya lebih baik kusimpan rapat-rapat
di saku celanaku
gelap...
jejak lelah dua hari lalu masih membiru di mimpiku
menyiksa. merampas semua ruang yang sejatinya
kusimpan bagi secuil rinduku padamu
kuharap kau maklum mengapa
aku memilih tak merindumu
gelap...
janganlah terlalu lama kau menyepi di persimpangan
itu. tak tahuah kau aku tengah
menanti. sesuatu yang hilang dari
dekapku malam lalu
jakarta, tiga kesebelas di duaribusembilan, 00.50
ditulis oleh Bayu Adhiwarsono,
atau di publish di Blog ini dengan seijin penulis aslinya
Dipublikasikan di Blog ini oleh
Bayu "Ube" Adhiwarsono
kala waktu menjejak di angka
00.42.00
Tidak ada komentar:
Masuk ke dalam arsip
Diary,
Puisi Cinta
Suami yang bahagia dari Alsi Nur’Khalisah, S.Psi.,
Abi yang bangga dari Muhammad Hideyoshi ‘Abdul ‘Aziz Adhiwarsono dan Umar Chiaro Benzema Adhiwarsono
Langganan:
Postingan (Atom)