selalu, selalu
sesak datang menjelang
menguasai sepi bermahkota
rajam lagi asa tercipta
dan kucumbui ketiadaan
kuhirup pahitnya segenap masa yang berlalu
tak ada lagi lukisan tawa panuh warna
seperti hilangnya letupan membara, asa
tenggelam ditelan angkara berlayar tak berhasrat
sisakan sepenggal yang tiada
kunikmati
apa lagi kuyakini
bagaimana kumulai
dermaga mana pelabuhanku
tiada, mempesonaku
hanya
Yang Rengkuhku
Yang Selimutiku
Yang Indah
bandung, limabelas ketiga di duaribudua, 11.00
Bayu Adhiwarsono ©
*Tulisan ini di-publish oleh Bayu Adhiwarsono,
dan dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar